(Sumber:Pexels.com oleh Markus Spiske)
Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata “Climate Change”? Lingkungan? Kualitas Udara? Bencana Alam? atau Cuaca yang sangat panas?. Belakangan ini isu “Climate Change” menjadi perbincangan yang hangat di berbagai negara karena dampak nya yang begitu terasa. Namun masih banyak diantara kita yang tidak mengetahui apa itu “Climate Change”, dan seberapa berdampak pada diri kita.
Dilansir dari ZeroWaste.id, Climate Change atau Perubahan Iklim adalah perubahan yang signifikan yang terjadi pada suhu, curah hujan, dan angin yang berlangsung dalam waktu yang lama, bahkan bisa dalam satu dekade atau lebih. Perubahan yang signifikan ini sangat berdampak pada keadaan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Salah satu penyebab besar mengapa perubahan iklim ini terjadi adalah dari aktivitas manusia itu sendiri yang mengubah komposisi atmosfer global. Dikutip dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global yang terjadi semenjak pertengahan abad ke-20 disebabkan oleh peningkatan emisi gas rumah kaca yang diproduksi oleh manusia.
Ada beberapa kegiatan dari manusia yang menyebabkan perubahan iklim seperti penebangan/pembakaran hutan, penggunaan bahan bakar fosil, pencemaran laut, Limbah industri pertanian, perkebunan dan peternakan dan kurang efektifnya pengelolaan sampah yang menjadikan penumpukan. Aktivitas tersebut selain merusak lingkungan, akan sangat berdampak juga pada kestabilan iklim sehingga terjadi perubahan iklim yang signifikan. Namun ada pertanyaan menarik mengenai perubahan iklim ini yang sering diutarakan oleh mereka yang tidak mengetahui, mengapa “Climate Change” ini sangat penting dan perlu kita perhatikan?.
Jawaban nya adalah sebab dan akibatnya yang dipengaruhi oleh manusia itu sendiri. Seperti yang disebutkan sebelumnya, banyak tindakan dari manusia yang merusak lingkungan dan mempengaruhi kestabilan iklim. Alhasil dampak yang akan diterima manusia juga akan sama besarnya. Salah satu yang paling terasa adalah cuaca ekstrem dan bencana alam yang terjadi dimana-mana. Berdasarkan klasifikasi The International Disasters Database yang dikutip dari Bank Dunia, ada lima jenis bencana terkait iklim, yaitu kekeringan, suhu ekstrim, badai, kebakaran hutan/lahan, dan banjir besar. Selama periode 1970-1979 bencana iklim terjadi kurang dari 100 kali per tahun secara global. Kemudian mengalami kenaikan lagi mulai 1980 menjadi lebih 100 kali per tahun, dan sejak tahun 2000 frekuensinya semakin sering hingga kerap melampaui 300 kejadian pertahun.
(Sumber: Databoks.Katadata.id dikutip pada 9 Januari 2024)
“Manusia bertanggung jawab atas peningkatan emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan atmosfer, lautan, dan daratan. Hampir semua pemanasan global selama 200 tahun terakhir disebabkan oleh manusia,” penekanan dari Bank Dunia. Berdasarkan data diatas, peran manusia dalam terjadinya perubahan iklim sangatlah besar. Dengan banyaknya aktivitas manusia yang menjadi penyebabnya, maka suatu perubahan perlu dilakukan agar dampaknya tidak menjadi lebih buruk. Apa yang bisa kita lakukan?
Dikutip dari Indonesia.UN.org, ada beberapa tindakan yang bisa kita lakukan secara individu untuk menekan perubahan iklim ini mulai dari cara kita berpergian, penggunaan listrik hingga makanan yang kita makan.
- Menggunakan lebih sedikit energi di rumah seperti menurunkan pemanas dan pendingin dirumah, beralih ke bola lampu LED, dan juga menggunakan peralatan listrik hemat energi.
- Bepergian tidak menggunakan kendaraan pribadi yang berbahan bakar solar atau bensin. Jika dekat, berjalan atau mengendarai sepeda bisa menjadi solusi agar mengurangi emisi gas rumah kaca. Jika jauh, bisa menggunakan kendaraan umum seperti kereta atau bus. Selain mengurangi emisi gas, ini juga dapat membantu kesehatan dan kebugaran anda.
- Perbanyak makan sayur, buah-buahan, kacang-kacangan dan sedikit daging dan susu. Hal ini karena produksi makanan nabati pada umumnya menghasilkan sedikit emisi gas rumah kaca dan membutuhkan lebih sedikit energi, tanah dan air. Selain itu, dengan tidak membuang-buang makanan akan mengurangi produksi metana, gas rumah kaca yang kuat.
- Memilih produk yang ramah lingkungan. Tidak menggunakan bahan-bahan yang sulit terurai. Jika perlu, maka solusi mengurangi, menggunakan kembali, perbaiki atau di daur ulang bisa digunakan. Hal ini berlaku pada barang-barang yang menyebabkan emisi karbon berlebih.
- Mengajak orang lain untuk bergabung dalam mendukung tindakan ini. Ini adalah salah satu cara paling efektif untuk menciptakan perubahan dalam isu perubahan iklim ini. Karena semakin banyak yang perhatian akan isu ini, maka akan semakin banyak juga yang berubah.
Berikut adalah hal-hal yang bisa kita lakukan untuk menekan angka perubahan iklim. Meskipun sulit, mahal dan membutuhkan effort dalam melakukannya, namun jika kita lakukan perlahan dan bertahap pasti akan terbiasa. Jika sudah terbiasa, maka dampak perubahan iklim ini akan semakin kecil dan kehidupan akan menjadi lebih baik.
#KEBUMI #KesehatanUntukBumi #ClimateChange #PerubahanIklim #Environtment