Dalam rangka menyambut Konvensi Minamata ke-5, Nexus3 Foundation bersama KEBUMI menggelar seminar penting di Dinas Kesehatan Kota Sukabumi pada 16 Oktober 2023. Topiknya mungkin terdengar teknis: “Bahaya Alat Kesehatan Bermerkuri dan Tambal Gigi Amalgam serta Dampaknya pada Kesehatan.” Tapi dampaknya sangat nyata—terutama bagi anak-anak, ibu hamil, dan kita semua yang pernah duduk di kursi dokter gigi.

 

Apa Itu Konvensi Minamata?

Konvensi Minamata adalah perjanjian global yang bertujuan mengurangi dan menghentikan penggunaan merkuri—zat beracun yang bisa merusak sistem saraf dan organ tubuh. Indonesia sudah ikut serta sejak 2017, dan sejak itu berkomitmen untuk menghapus alat kesehatan yang mengandung merkuri, seperti termometer dan tensimeter (alat pengukur tekanan darah), serta mengurangi penggunaan tambalan gigi berbahan amalgam.

 

Target Penghapusan Alkes Bermerkuri
Pemerintah menargetkan seluruh alat kesehatan bermerkuri harus ditarik dari fasilitas kesehatan sebelum akhir 2020. Tapi kenyataannya, hingga Agustus 2021 masih tersisa sekitar 46,3 kg merkuri dari tambalan gigi di berbagai fasilitas kesehatan. Ini menunjukkan perlunya edukasi dan pengawasan yang lebih ketat.

Seminar di Dinas Kesehatan Kota Sukabumi - Kunjungan Tim KEBUMI bersama Nexus3 Foundation ke RSUD R. Syamsudin, SH Kota Sukabumi - Ketua PDGI Kab. Sukabumi, drg. Hendra Hendriyana

Seminar ini dihadiri oleh 80 peserta dari berbagai kalangan kesehatan. Materi yang dibahas meliputi:

  • Peran Pemerintah dalam penghapusan alkes bermerkuri (oleh Bpk. Sofwan dari Direktorat Penyehatan Lingkungan)

  • Pengelolaan limbah merkuri (oleh Bpk. Syarif Hidayat dari PPLI)

  • Sejarah dan alternatif pengganti amalgam (oleh drg. Astriani Amanda dari PDGI Sukabumi)

  • Kisah nyata keracunan amalgam (oleh Mr. Douglas Johnson)

Kisah Douglas sangat menyentuh. Sejak kecil ia mengalami berbagai gejala akibat tambalan amalgam, hingga akhirnya menjalani proses panjang untuk sembuh. Ia berhasil menghilangkan tambalan tersebut dengan aman di Spanyol, menggunakan protokol IAOMT, dan kini aktif menyuarakan pentingnya hidup sehat dan bebas merkuri.

 

Kegiatan berlanjut dengan skrining ambang merkuri di tiga fasilitas kesehatan di Sukabumi: Puskesmas Tipar, RS Islam Assyifa, dan RSUD R. Syamsudin. Hasilnya cukup mengejutkan merkuri ditemukan bukan dari alat kesehatan, tapi dari limbah lampu yang tersimpan di gudang. Ini menunjukkan bahwa pengelolaan limbah juga perlu perhatian serius. Pada 18 Oktober 2023, seminar juga digelar di SMK IT AL JUNAEDIYAH, diikuti oleh lebih dari 100 siswa. Tim KEBUMI, Nexus3 Foundation, dan PDGI Sukabumi sukses membuat edukasi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta bahaya amalgam menjadi menarik dan mudah dipahami oleh generasi muda.

 

Merkuri bukanlah zat yang bisa dianggap remeh. Meski kecil dan tak terlihat, dampaknya bisa besar bagi kesehatan kita. Seminar ini menjadi pengingat bahwa perubahan dimulai dari kesadaran baik di fasilitas kesehatan, sekolah, maupun rumah kita sendiri.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *